Sabtu, 03 Juni 2017

Karnaval Seni Budaya Lintas Agamadan Pawai Ogoh-Ogoh

Karnaval Seni budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh.
Bukan hanya di kota Bali melainkan di kota Semarang, karnaval yang digelar oleh Pemkot Semarang pada minggu 2 April 2017 dimulai dari nol kilometer kota Semarang hingga halaman Balaikota, karnaval tersebut berlangsung pada pukul 14:00 WIB, dengan diawali prosesi upacara, dilanjut pawai hingga halaman Balaikota Semarang.

Karnaval ini merupakan agenda rutin tahunan, yang sudah lima kali digelar dan guna memelihara kerukunan antar umat beragama, dijadikan sarana menggembangkan potensi pendukung pariwisata, untuk ajang memantik para penggiat seni untuk berkreasi serta meninggkatkan kunjungan wisata.
Tak hanya Ogoh-Ogoh mini yang diarak oleh anak-anak juga turut memriahkan acara ini.

Berita Oleh : M Zaki Mubarok  

Jajanan Tidak Sehat | Penyebab Sakit Perut

Semarang - Penjaja makanan anak anak di depan sekolah seperti di kawasan SDN 01 Sawah besar kini marak dijumpai diberbagai sekolah-sekolah . Penjual jajanan yang menjual jajanan tidak steril ini sudah lama berjualan disetiap Sekolah sekolah, mereka menjual berbagai jenis makanan seperti gorengan, telur gulung, gulali, es dan masih banyak lagi.

Makanan yang di jual tidak terjamin kebersihannya karena mereka berjualan disepanjang jalan didepan Sekolah Dasar yang dilintasi banyak kendaraan,  makanan yang terkontaminasi debu dan polusi ini memungkinkan pembelinya mengalami sakit perut, mual, bahkan diare. Seharusnya sudah menjadi tanggung jawab pihak sekolah untuk menjamin jajanan yang sehat untuk para siswa dan siswi nya, namun seperti yang anda lihat, pihak sekolah seperti membiarkan para penjual jajanan ini menjajakan dagangannya didepan sekolah.


Berita Oleh : Mohammad Ramadlan Kh

Kampung Warna-Warni | Kreativitas Warga Semarang


Kampung Warna-warni di Kota Semarang, Jawa Tengah terus bersolek menampakkan sisi keeksotikannya. Sejak mulai dikerjakan pada pertengahan April 2017 lalu, pengerjaan pengecetan kini tinggal atap rumah.
Bangunan Kampung Warna-warni ini berada di Bukit Brintik, Kelurahan Kalisari, atau di belakang Pasar Kembang Semarang. Meski pengecetan keseluruhan belum selesai, bangunan sudah tampak terlihat indah. 

Sebagian besar tembok rumah warga sudah warna-warni. Bahkan di beberapa bagian tembok diberi sentuhan kreatif berupa gambar-gambar unik. Kampung pun tampak mempunyai jiwa seni.


Berita oleh : Yusyfa Ashfa Hidayatullah 

Pasar Antik | Kota Lama Semarang

Semarang ternyata juga memiliki pasar tempat berkumpulnya barang-barang antik. Puluhan stan memamerkan koleksi barang antiknya, mulai pajangan, patung, hingga kendaraan. Pasar Klitikan Antik, berada di sekitar awasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah.

Dahulu pasar tersebut hanyalah beberapa stan saja di pinggiran Taman Srigunting. Karena pedagang yang semakin banyak, dan wisatawan yang semakin ramai, akhirnya mayoritas stan direlokasi tak jauh dari sana.Mobil-mobil tua seperti Holden, Volkswagen menyambut wisatawan yang datang. Anda pun dapat bebas berfoto di depan mobil-mobil antik tersebut.Jika Anda merupakan kolektor barang antik, cobalah berkunjung ke pasar tersebut. Terdapat puluhan stan yang menjajakan aneka barang kuno dengan harga bervariasi. Berbgai stan tersebut memiliki koleksi uniknya masing-masing yang menjadi unggulan Barang otomotif lainnya yang dijual di sini ialah motor Vespa, dan sepeda-sepeda tua. 


Tak hanya kendaraannya, di sini juga menjual berbagai perlengkapandan onderdil bekas dari alat transportasi tersebut.Selain itu berbagai stan pun menjual mesin tik kuno yang masih berfungsi, televisi, radio. Terdapat pula pajangan-pajangan dinding mulai ukiran dayak kuno hingga ukiran-ukiran piring kuningan penghias dinding. Untuk ukiran kayu sendiri dipatok dengan harga mulaiRp 100.000.
Bagi kolektor tempat ini menawarkan banyak alternatif barang tua nan unik. Tak hanya dibeli, beberapa stan di sini pun menerima barter barang antar kolektor.Selain berbelanja barang antik, penjual memperbolehkan pengunjung untuk berfoto di stan-stan mereka berlatarkan barang-barang antik yang disusun rapi.


Berita oleh : Muhamad Rizqi 

Kamis, 01 Juni 2017

Blanko Kosong, Kapan Teratasi?


SEMARANG- (17/0) Hingga hari ini Blangko kosong masih menjadi masalah di berbagai daerah khususnya bagi warga Semarang yang ingin membuat Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP).
Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DISPENDUKCAPIL) Kabupaten Semarang, Blangko sudah habis sejak bulan Oktober 2016 lalu dan ada 52.460 warga yang masih menggunakan Surat Keterangan (SUKET) sebagai pengganti E-KTP.
Di Semarang Jumlah warga yang wajib memiliki E-KTP yaitu  ada 750.699 warga dan jumlah warga yang sudah melakukan perekaman data yaitu ada 738.491 warga atau sudah 98,37 %, sedangkan warga yang belum melakukan perekaman yaitu ada 12.208 warga, data ini diambil dari DISPENDUKCAPIL Kabupaten Semarang.
Menurut salah satu warga yang tidak mempunyai E-KTP,  Surat keterangan pengganti E-KTP kekuatannya  lemah, tidak bisa berpergian di luar negeri karena dalam pembuatan Paspor tidak bisa, karena belum mempunyai E-KTP. –Ujar Enji Angggara (21)
“Harapan saya terhadap kasus korupsi blangko kosong, secepatnya bisa tertangkap sampai ke akar-akarnya, kasian warga seperti saya karena akibat tidak mempunyai E-KTP. – Ujar Enji Anggara Kepada E-Media.


Berita Oleh : Afif Misbahul